Penggunaan Mixed Method pada Studi Pendidikan
Metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan mixed method, menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif untuk mengeksplorasi implementasi pendidikan inklusif berbasis teknologi di Indonesia dan Jepang, serta perspektif pendidikan Islam terkait inklusi.
Desain penelitian bersifat sekuensial eksplanatori, dimulai dengan fase kualitatif untuk mengeksplorasi konteks dan mengembangkan model, diikuti fase kuantitatif untuk menguji dan memvalidasi model tersebut. Fase kualitatif melibatkan wawancara mendalam dengan stakeholder pendidikan, observasi lapangan di sekolah-sekolah inklusif, dan analisis dokumen kebijakan. Sementara itu, fase kuantitatif menggunakan survei terhadap guru/dosen, siswa/mahasiswa, dan orang tua untuk mengukur efektivitas model yang dikembangkan.
Justifikasi penggunaan mixed method didasarkan pada kompleksitas topik yang melibatkan berbagai aspek seperti pendidikan inklusif, teknologi, disabilitas, perbandingan lintas negara, dan perspektif Islam. Pendekatan ini memungkinkan triangulasi data, pemahaman komprehensif, pengembangan model yang lebih baik, dan kontekstualisasi temuan.
Lokasi penelitian meliputi Universitas Muhammadiyah Jakarta di Indonesia dan University of Tsukuba di Jepang, dengan waktu penelitian selama satu semester dari Januari hingga Juni 2025. Pemilihan lokasi dan waktu didasarkan pada adanya program Joint Research and Academic Forum in Study of Disability antara kedua universitas.
Populasi penelitian terdiri dari peserta program tersebut, termasuk dosen, mahasiswa, dan akademisi dari berbagai latar belakang. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria keterlibatan dalam pendidikan inklusif, pengalaman menggunakan teknologi dalam pendidikan, dan pemahaman tentang perspektif Islam.
Instrumen penelitian kuantitatif meliputi kuesioner dengan skala Likert, instrumen evaluasi diri sekolah inklusif, skala pengukuran kesiapan guru, survei efektivitas penggunaan teknologi asistif, dan instrumen penilaian implementasi nilai-nilai Islam. Sementara itu, instrumen kualitatif mencakup pedoman wawancara semi-terstruktur, lembar observasi, protokol analisis dokumen, panduan focus group discussion, dan jurnal reflektif peneliti.
Penggunaan mixed method dalam penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pemahaman yang lebih kaya dan holistik tentang pengembangan model pendidikan inklusif berbasis teknologi dalam konteks perbandingan Indonesia-Jepang dan perspektif pendidikan Islam. Dengan menggabungkan kekuatan metode kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan model yang komprehensif, valid, dan sesuai dengan konteks lokal serta nilai-nilai Islam.
Speak Your Mind