Orasi Ilmiah Dr. Ahmad Subagyo

Assalamu’alaikum wr. wb.

Berikut ini materi ORASI ILMIAH yang berjudul Indonesia memasuki masyarakat Ekonomi Asean 2015 pada acara wisuda AMIK-AA GICI di Batam tanggal 11 Maret 2013

——

ORASI ILMIAH : KESIAPAN INDONESIA MEMASUKI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Kepada Yth.

Ketua Yayasan Nusa Jaya

Ketua Yayasan Permata Harapan Batam

Direktur dan Pembantu Direktur AMIK GICI

Pembantu Ketua STIE  GICI

Ketua Kopertis Wilayah II  Provindi Riau

Jajaran Pimpinan dan staf GICI Group

Segenap Orang Tua wisudawan-wisudawati AMIK GICI Batam

Para tamu undangan yang kami mulyakan, dan

Wisudawan-wisudawati  AMIK GICI yang berbahagia

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua

Di tengah-tengah rasa suka dan bahagia wisudawan-wisudawati beserta keluarganya, yang mana hari ini sedang menyaksikan peristiwa penting dalam hidup dan kehidupan putra-putri kita yang akan sebentar lagi mengikuti prosesi wisuda Diploma III AMIK GICI tahun 2013.

Perkenankan kami untuk menyampaikan ORASI ILMIAH yang berjudul “KESIAPAN INDONESIA MEMASUKI MASYARAKAT ASEAN 2015.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Akhir tahun 2012 yang lalu, Pemerintah Indonesia telah menandatangani kesepakatan bersama dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya  dalam KTT ASEAN di Phnom Penh tentang realisasi pembentukan Masyarakat ASEAN pada tanggal 31 Desember 2015 yang akan datang. Ada tiga pilar yang disepakati yaitu (1) komunitas keamanan, (2) komunitas ekonomi, dan (3) KOmunitas social budaya.

Bersatunya negara-negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos, Filipina dan Myanmar, dalam komunitas ASEAN akan menandai terbukanya  sekat antar negara dan terintegrasinya penduduk ASEAN menjadi “SATU KAMPUNG BESAR” yang bernama ASEAN. Seperti halnya penduduk dalam satu “KAMPUNG” yang warganya dapat saling berkunjung tanpa adanya restriksi (halangan) untuk berdagang, belajar, mencari pekerjaan, berinvestasi dan menjaga keamanan bersama.

Terintegrasinya negara-negara ASEAN dalam Asean Economic Community (AEC) berarti akan terjadi keterbukaan peluang baru dalam berbagai hal: seni-budaya, pendidikan, social, politik dan pertahanan-keamanan. Kemungkinan ini juga bisa sebaliknya, jika kita tidak siap menghadapinya, maka AEC bisa menjadi boomerang dan ancaman serius bagi bangsa kita dalam berkompetesi dengan bangsa ASEAN lainnya.

Wisudawan-wisudawati yang berbahagia,

Sebagai bangsa Indonesia, kita tetap tidak boleh kehilangan jati diri dan kompetensi dalam berinteraksi dengan warga ASEAN lainnya.  Bekal pengetahuan dan pendidikan yang telah kita terima selama ini mestinya mampu memperkokoh eksistensi “kita” sebagai warga negara  terdidik dan sekaligus sebagai “pelaku bisnis”, baik sebagai professional maupun enterprenuer muda Indonesia.

Ada beberapa langkah strategis yang perlu kita siapkan dalam menghadapi ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015.

Pertama : Kita akan melihat daya saing ekonomi Indonesia di antara anggota ASEAN lainnya;

Kedua : Kita akan melihat Proses  pembangunan yang saat ini sedang dijalankan Indonesia;

Ketiga : Kita akan memproyeksikan posisi Indonesia tahun 2015 ketika memasuki MEA.

Wisudawan-wisudawati dan tamu undangan yang kami muliakan,

Sebagai langkah pertama : Kita mencoba melihat fenomena ekonomi yang terjadi belakangan ini dan dapat menjadi catatan dalam memproyeksikan kondisi ekonomi tahun mendatang. Krisis Eropa yang masih terlihat mendung dan belum terlihat titik cerah sampai akhir tahun ini masih membayangi perekonomian dunia, yang dampak nya dapat mengganggu perjalanan ekonomi domestic kita. Stabilitas social yang sempat memanas di lingkungan hubungan industrial menjelang akhir tahun 2012 ini telah ikut mewarnai proyeksi tahun depan.

Di tengah ancaman para investor yang hendak hengkang ke luar negeri dengan membawa serta  usahanya (relocation) karena tekanan para buruh yang seakan tak terkendali.  Perekonomian kita melaju dengan capaian indicator makro yang menggembirakan, pertumbuhan masih di atas 6%, volatilitas nilai tukar rupiah di kisaran Rp.9000/USD, tingkat inflasi masih bisa tertahan rata-rata di bawah 5%/tahun. Suku bunga SBI cenderung menurun sampai akhir tahun 2012 ini berada pada posisi 5,75%,  Namun cadangan devisa kita terus menurun sampai di bawah 120 Miliar USD. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2012 tercatat sebesar 6,17% yang disokong oleh permintaan domestic berupa konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,68% dan investasi tumbuh 10,8%, tapi konsumsi pemerintah turun 3,2% terkait dengan rendahnya realisasi pengeluaran pemerintah.

Sebenarnya di awal tahun 2012, lalu.  Indonesia telah menempati ranking BB+ dari posisi semula BB, sebagaimana Lembaga Ranking Internasional Fitch Rating dan Moody’s telah menempatkan Indonesia sebagai negara dengan posisi  investment grade, posisi ini mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki stabiitas ekonomi yang baik, tingkat pertumbuhan yang konsisten dan regulasi yang kondusif terhadap investasi asing. Kondisi semacam ini mestinya dapat memicu aliran dana masuk yang lebih deras ke Indonesia untuk berinvestasi di berbagai sector ekonomi.  Namun dalam perjalanannya tidak semulus seperti predikat awal tahun 2012. Global Competitivenenss Index Rating menempatkan Indonesia pada poisisi 46 tahun 2012 dari posisi sebelumnya di angka 44. Ini mestinya menjadi PERHATIAN bagi Indonesia? Daya saing kita terus merosot dan kemungkinan tahun 2013 akan turun tangga lagi seiring dengan naiknya UMP/UMR di Indonesia yang mencapai 30%-40%, belum lagi ancaman 120 pengusaha di APINDO yang mengancam hengkang dari Indonesia untuk merelokasi ke usaha ke negara-negara ASEAN lainnya.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Negara kita yang telah menyandang gelar “ investment grade”  ternyata telah mengundang banyak investor asing masuk ke tanah air, baik di sector keuangan maupun sector riil.  Selama tahun 2012 yang lalu banyak Perbankan kita mengalami over likuiditas. Kondisi ini sebenarnya menguntungkan bagi para pelaku UKM kita, selain menekan tingkat suku bunga juga kemudahan untuk mengakses modal melalui Perbankan makin terbuka. Bank Indonesia juga mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang mewajibkan kepada seluruh bank di Indonesia untuk mengalokasikan dana ke sector Mikro dan Kecil dengan proporsi sebesar 20%  dari portofolionya. Hal ini artinya memberikan peluang kepada pengusaha mikro dan kecil untuk dapat makin mudah mengakses pinjaman ke lembaga keuangan formal.

Akhir tahun 2012, Pemerintah RI telah mengeluarkan UU Perkoperasian No. 17 tahun 2013 yang telah mengubah konstelasi keuangan mikro di Indonesia, lalu di awal tahun 2013 ini Pemerintah bersama dengan DPR telah mengesahkan UU No. 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Instrumen kebijakan di bidang keuangan berupa pengeluaran regulasi yang bertujuan untuk mendorong percepatan pergerakan dan pertumbuhan usaha mikro dan kecil di Indonesia harus segera ditanggapi dan direspon secara positif oleh pelaku usaha mikro dan kecil kita.

Berbagai sinergi kebijakan telah banyak dilakukan oleh pemerintah kita, kebijakan sektoral dan lintas-sektoral. Program Master Plan Percepatan pembangungan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang saat ini sedang berjalan berupa pembangunan infrastruktur di enam koridor ekonomi yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Papua telah dimulai sejak tahun 2010, dan saat ini sedang berjalan dengan menelan biaya lebih dari $150 milia. Global Hub- yang saat ini sedang di bangun adalah Batam. Melalui program ini diproyeksikan akan meningkatkan PDB negara kita pada tahun 2014 dapat mencapai $6.460 Milliar dan akan menjadi 10 Negara terbesar di dunia.

Wisudawan-wisudawati yang tercerahkan,

Potensi ekonomi negara kita merupakan yang terbesar di antara negara ASEAN lainnya, kita memiliki captive market bagi produk kita dengan populasi lebih dari 224 juta orang. Luas wilayah kita 1,8 juta KM2 dan hamper ¼ luas total wilayah ASEAN. Namun kita tidak boleh lengah dengan banyaknya penduduk dan luasnya wilayah negara kita. Kualitas SDM menjadi penentu kemenangan persaingan dalam  memperebutkan hegemoni kawasan ASEAN.

Tantangan terbesar yang akan kita hadapi adalah kesiapan di bidang ketenagakerjaan, dimana kita akan berkompetisi dengan 9 negara ASEAN lainnya dalam memperebutkan peluang kerja di negara kita, dan negara ASEAN lainnya.

Pada akhirnya, kita tidak boleh menyerah dan tidak ada kata ‘MENYERAH” dalam bersaing dengan negara lain. Kita harus berbenah dan mempersiapkan diri semaksimal mungkin dalam menghadapi persaingan ke depan.

Kami yakin, saudara-saudara sekalian para wisudawan-wisudawati telah mendapatkan bekal yang kuat dengan personal yang unggul akan mampu menghadapi tantangan persaingan di masa yang akan datang.

Selamat untuk berkiprah dalam dunia yang lebih nyata, lebih besar dan lebih menantang ke depan!

Sukses semoga menyertai perjalanan anda

Terima kasih

Selamat siang dan wassalamu’alaikum warahmatullah wabarokatuh

 

Batam, 11 Maret 2013

Dr. Ahmad Subagyo

——

Mudah-mudahan bermanfaat!

Wassalamu’alaikum wr. wb.

IMG_2072

orasi ilmiah wisuda AMIK-AA GICI Batam 6 Maret 2013

Speak Your Mind

*