TATA CARA PELAKSANAAN RISET DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PRODUK DAN AKTIVITAS BARU

Alhhamdulillah telah dilaksanakan

WORKSHOP Tentang

“TATA CARA PELAKSANAAN RISET DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PRODUK DAN
AKTIVITAS BARU.”

Pada tanggal 3-4 Februari 2016 di Hotel Santika Premiere Slipi Jakarta yang diikuti oleh 18 Peserta dari Bank Pembangunan Daerah (BPD), yaitu:
1. Bank Kaltim
2. Bank NTT
3. Bank Sulselbar
4. Bank Jateng
5. Bank Lampung
6. Bank Kalsel

Berikut ini outline materinya;

URGENSI RISET DI DUNIA PERBANKAN

LATAR BELAKANG
Program Transformasi BPD – Menjadi Bank yang Kompetitif, Kuat dan Kontributif bagi Pembangunan Daerah Bank Pembangunan Daerah (BPD) perlu bertransformasi karena terdapat beberapa permasalahan mendasar yang perlu dibenahi secara struktural yakni:

1. Kontribusinya terhadap pembangunan daerah masih rendah yang tercermin dari relatif kecilnya pangsa kredit produktif yakni baru mencapai26%.
2. Tata kelola, sumber daya manusia, manajemen risiko dan infrastruktur yang belum memadai yang memicu peningkatan kredit bermasalah segmen produktif.
3. Daya saing BPD masih rendah karena produk dan mutu pelayanan belum memadai.

B. Visi dan Misi

– Visi (disesuaikan dengan Visi Bank)
– Misi (disesuaikan dengan Misi Bank)

c. SWOT ANALYSIS – GAP ANALYSIS

A. Analisis Peluang (Opportunity)

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan melahirkan peluang-peluang bisnis baru disektor riil yang membutuhkan dukungan pembiayaan dari perbankan.
2. Mempelajari muatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tiap- tiap Kabupaten, tiap-tiap Kota dan Provinsi dalam rangka identifikasi peluang kebutuhan pembiayaan sektor riil yang akan timbul sebagai dampak dari realisasi APBD tersebut (konstruksi, pertanian, pariwisata, pendidikan dan lain- lain).
3. Identifikasi kebutuhan pembiayaan atas izin-izin usaha baru yang diberikan oleh PEMDA.

B. Analisa Kekuatan(Strength)

1. Salah satu kekuatan (strength) Bank dibandingkan dengan pesaing dalam kaitannya dengan mendapatkan informasi peluang bisnis pembiayaan sektor riil adalah bahwa pemegang saham Bank adalah PEMDA. Hal ini berarti bahwa Bank adalah bank pertama yang mendapatkan informasi tentang APBD yang memuat peluang bisnis atau pembiayaan di sektorriil.

C. Analisa Kelemahan /Weakness

1. Identifikasi dan klasifikasi nasabah (konsumen):
– Klasifikasi konsumen sesuai dengan kebutuhan pembiayaan yang muncul dari APBD.
– Klasifikasi konsumen sesuai dengan kebutuhan pembiayaan atau jasa layanan perbankan pada umumnya.
2. Identifikasi produk-produk dan aktivitas bank termasuk pengembangannya yang sesuai dengan klasifikasinasabah.
3. Melakukan analisa kelemahan (weakness) bank dibandingkan dengan bank-bank pesaing dari segi:

a) Jenis-jenisproduk
b) Dukunganteknologi
c) Kualitas Sumber DayaManusia
d) Jangkauan pelayanan jaringan kantor maupun Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (BranchlessBanking).

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam rangka mewujudkan corporate plan menuju transformasi BPD, salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah riset pengembangan produk yang terkait dengan kebutuhan pasar sesuai dengan APBD maupun perizinan yang diterbitkan oleh Pemda serta riset klasifikasi konsumen serta kebutuhan produk-produk Bank yang sesuai dengan masing-masing daerah Kabupaten, Kota, dan Provinsi.

Sebagaian materi dan foto kegiatan dapat diunduh berikut ini;

Semoga bermanfaat, amin

1. Outline Riset Pasar
2. Urgensi Riset Di Dunia Perbankan

Public Training

Training

3-20160203_141337_resized

4-20160204_144012_resized

Speak Your Mind

*